Terkini :
Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah Kembali Menerima Pendaftaran Siswa(i) untuk Jenjang SMK, Info selengkapnya silahkan donwlaod brosurnya
Home » » AL-QUR’AN TIDAK RELEVAN DENGAN ZAMAN MODERN

AL-QUR’AN TIDAK RELEVAN DENGAN ZAMAN MODERN

Written By Unknown on Sabtu, 24 Oktober 2015 | 18.40

AL-QUR’AN TIDAK RELEVAN DENGAN ZAMAN MODERN
(Pemahaman Orientalis tentang hukum islam)

Di zaman modern ini, tidak sedikit orang yang mengatakan “Al Quran sudah tidak lagi relevan dengan zaman ini.” Atau dengan ungkapan lain misalnya:
“Al Quran perlu direvisi”, atau
“Al Quran adalah sejarah orang-orang Arab dulu”
Ungkapan-ungkapan miring tersebut, ternyata juga pernah diucapkan oleh orang-orang Jahiliyah di masa lalu. Jadi, tidak heran jika di zaman ini juga ada orang yang mengatakan bahwa “Al Qur’an perlu direvisi, karena banyak memuat sejarah orang-orang Arab dan Sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan sekarang ini.”
Pemahaman seperti ini sering dilontarkan oleh kaum Orientalis, dalam hal ini mereka memberi kesan seolah-olah objektif dan otoritatif. Orientalis biasanya berkedok sebagai pakar dalam bahasa, sejarah, agama dan kebudayaan.
Tujuan kaum Orientalis ialah menghapus sejarah islam secara menyeluruh dan pemalsuan terhadap sejarah islam, dengan berbagai upaya pengaburan terhadap ajaran Islam, demi sebuah ideologi dan arena politik. Adapun yang menjadi tujuan utama mereka adalah memberikan proteksi yang kuat terhadap agama Kristen dalam menghadapi arus kemajuan agama Islam. Sekarang muncul metode baru dikalangan ilmuwan barat dalam menyerang tradisi buku-buku tafsir yang menuntut pembaharuan. Dengan alasan hak tersendiri dalam menafsirkan kitab suci. Basetti Sani dan Youakim Moubarak keduanya bersikeras bahwa tafsiran Al-Qur’an mesti dibuat sejalan dengan ukuran kebenaran agama Kristen, dan pernyataan mereka mendapat acungan jempol dari W.C. Smith dan Kenneth Cragg, sebagai seorang pemimpin gereja Anglican, Cragg menekankan agar umat islam menghapus semua ayat yg diturunkan di Madinah (dengan penekanan dibidang politik dan hukum) guna mem-pertahankan esensi ayat-ayat Makkiyah yang secara umum lebih menyentuh masalah KeEsaan Tuhan, dimana ayat Madaniyyah dianggap meremehkan nilai ketuhanan dari esensi pernyataan “Tiada Tuhan Selain Allah” Konsep pemikiran ini bermaksud untuk “menggoyang” orang-orang yg lemah iman dan was-was dengan menggunakan senjata “Sikap Sinis” kaum orientalis yg selalu menghujat Al-Qur’an agar semakin mudah menerima ideologi Barat.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana sikap para kaum orientalis terhadap Al-qur’an dan Agama Islam, sikap itu bukanlah masalah baru, akan tetapi merupakan sesinambungan tipudaya musuh-musuh islam dari sejak dulu, namun lebih berkembang dan lebih banyak pola dan metodenya. Sikap kaum orientalis tetap dalam sikap permusuhan terhadap aqidah, yang merupakan permusuhan paling dahsyat dan berbahaya lagi keji yang dialami islam sepanjang perjalanan sejarahnya. Sebab permusuhan itu dari hasil keja sama dan saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain, yaitu menyatukan permusuhan kaum musyrikin yang diramu dalam satu wadah orientalisme.
Terhadap orang yang mengatakan demikian, Allah sudah menegaskan agar kita tidak mengikuti orang-orang tersebut yang berpendapat Al Quran sudah tidak lagi relevan, “Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah)”. (QS. Al Qalam: 8).

Maka kita sebagai umat yang beragama islam jangan sekali-kali mengikuti pemahaman mereka, dan kita juga harus melawan dan membantah terhadap tuduhan yang mereka lontarkan, Umat islam harus maju, cerdas, damai, bersatu supaya kuat menghadapi segala macam ancaman terhadap agama islam dan juga orang-orang islam. *(Muallem).
Share this article :
 
Desainer: Abiya
Copyright © 2014. Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah
Sekretariat: Jl. Banda Aceh-Medan Km.16,8 Sibreh Aceh Besar